UX Case Study : Aplikasi Mobile Edutech — HI 5
Latar Belakang
Perkenalkan nama saya Muhammad Evan Widad, saat ini saya sedang mengikuti program Kampus Merdeka Studi Independen UI/UX Design di Skilvul dan mendapatkan Challenge untuk membuat desain UI/UX aplikasi mobile yang bergerak di bidang edutech dan bertujuan untuk meningkatkan minat pengguna dalam menggunakan aplikasi edutech yang tidak membosankan.
Research Objektif
- Mencari tahu kebutuhan pengguna dalam melakukan pembelajaran online agar lebih tertarik menggunakan aplikasi yang akan dibuat.
- Mempermudah pengguna dalam menggunakan aplikasi pembelajaran online mulai dari pencarian, proses pembelajaran, hingga transaksi.
- Mencari tahu kebiasaan dan perasaan pengguna dalam melakukan pembelajaran online agar aplikasi yang akan dibuat menarik bagi pengguna.
Peran dalam Tim
Pada projek ini saya bekerja sama dalam setiap proses yang terjadi pada Design Process dengan Tasya, Rino, Annisa, dan Dimas.
Design Process
Metode yang saya gunakan adalah metode Design Thinking. Design Thinking merupakan salah satu metode desain yang menyediakan pendekatan berbasis solusi dalam menyelesaikan suatu masalah.
Design Thinking sangat berguna dalam mengatasi masalah-masalah yang tidak jelas atau tidak dikenal, dengan melakukan reframing masalah dengan cara-cara yang berpusat pada manusia, menciptakan banyak ide dalam brainstorming, dan mengadopsi pendekatan langsung dalam pembuatan prototype dan testing. Design Thinking juga melibatkan eksperimen yang sedang berjalan: membuat sketsa, membuat prototype, testing, dan mencoba berbagai konsep dan ide.
1 — Empathize
Pada tahap ini saya menggunakan metode Secondary Research untuk menggali informasi seputar aplikasi edutech yang dilakukan dengan cara melihat review pengguna pada suatu aplikasi dan web edutech yang sudah ada dan melakukan riset pada UX Case Study yang sudah dipublikasi sebagai bahan untuk merumuskan masalah.
Berikut adalah hasil temuan dari riset yang sudah dilakukan :
2— Define
Setelah melakukan empathize tahap selanjutnya adalah define, pada tahap ini dilakukan analisis pada informasi yang didapat pada tahap empathize sehingga mendapatkan hasil inti dari permasalahan yang sedang dihadapi.
Tahap Define akan membantu para desainer dalam sebuah tim untuk mengumpulkan ide-ide hebat untuk membangun fitur, fungsi, dan elemen lain yang akan memungkinkan mereka untuk menyelesaikan masalah atau, paling tidak, memungkinkan pengguna untuk menyelesaikan masalah sendiri dengan tingkat kesulitan minimal.
Pain Points
dalam proses define saya harus mengumpulkan semua pain point dari tahap empathize. Pain point adalah masalah pengguna yang mereka miliki terkait dengan pembelajaran online atau edutech. Mendefinisikan pain point membantu saya untuk fokus pada apa yang dibutuhkan pengguna dalam proses pembelajaran secara online.
How Might We
Setelah menentukan pain point, saya memikirkan solusi terbaik untuk masalah tersebut. Ada beberapa solusi yang telah saya buat tetapi saya hanya perlu memilih salah satunya untuk proses selanjutnya. Biasanya, solusi potensial ini ditentukan dan dipilih oleh anggota proyek lainnya. Solusi potensial ini disebut ‘How Might We’. Berikut adalah How Might We dari hasil voting kelompok kami :
3 — Ideate
Setelah menentukan solusi potensial dari pain point yang dirasakan pengguna, saya harus menjelaskan lebih detail tentang solusi potensial yang saya pilih. Fase ini disebut Ideate. Pada fase ini, saya dan tim memikirkan bagaimana mengimplementasikan solusi sebagai fitur pada aplikasi mobile yang saya rancang.
Solution Idea
pada tahap ini saya dan tim melakukan brainstorming terkait ide-ide yang bisa menjadikan sebuah platform edutech menjadi platform yang menarik, mudah, nyaman, dan materi yang dijelaskan bisa mudah dimengerti oleh pengguna dari pain point yang terkumpul. berikut adalah ide-ide solusi yang tim kami dapatkan :
Prioritization Idea
Setelah itu saya dan tim melakukan pengelompokan solusi berdasarkan tingkat prioritas yang biasa disebut sebagai Prioritization Idea yang berguna untuk mempermudah pembuatan produk MVP(Minimum Viable Product) sehingga produk bisa rilis untuk versi awalnya dengan fitur-fitur yang paling penting/harus ada dalam sebuah aplikasi. Berikut adalah hasil dari pemrioritasan ide kelompok kami :
Information Architecture
Setelah itu untuk mengetahui denah fitur dari aplikasi yang akan dibuat kami membuat Information Architecture agar memudahkan kami dalam pembuatan Wireframe.
User Flow
Selanjutnya dilakukan pembuatan userflow agar alur dari penggunaan aplikasi menjadi lebih jelas dan memudahkan saat pembuatan prototypenya.
Wireframe
Sebelum membuat desain Hi-fi dilakukan pembuatan wireframe sebagai kerangka awal yang bisa menjadi patokan dalam pembuatan Hi-fi, di sini wireframe hanya mementingkan dari sisi peletakan fitur, tombol dan gambaran awal dari sebuah produk.
Design System
Design System berfungsi untuk memudahkan kita dalam mendesain Hi-fi, dengan design system misalnya jika ada perubahan warna atau tombol, kita tidak perlu mengganti komponen per-frame namun hanya cukup mengubah pada design systemnya saja.
Hi-fi
Setelah mendesain wireframe sebagai desain low fidelity selanjutnya dilakukan pembuatan desain Hi-fi. Desain Hi-fi memiliki lebih banyak detail dan dapat digunakan seperti aplikasi mobile sebenarnya.
4— Prototype
Selanjutnya saya melakukan prototyping sesuai dengan alur User Flow agar desain ini bisa digunakan oleh user dan bisa dilakukan testing untuk tahap selanjutnya.
5— Testing
Setelah membuat prototype saya dan tim melakukan validasi kepada pengguna dari produk yang telah kami buat yaitu dengan melaksanakan tahap testing. Metode yang kami gunakan untuk testing adalah Usability Testing dan In Depth Interview, setelah itu dilakukan penilaian dengan SEQ (Single Ease Question) untuk mengetahui seberapa mudah aplikasi yang sudah dibuat dengan menggunakan skala nilai.
Stimulus User Research
Sebelum memulai testing kami menyusun Stimulus User Research yang berguna untuk memudahkan kita melakukan testing agar proses testing terhadap user menjadi lebih siap dan terstruktur.
Task
- Pendaftaran dan Login
- Eksplorasi Halaman Home
- Melihat Detail Course
- Proses Transaksi
- Proses Pembelajaran
- Pengerjaan Quiz
- Melihat Halaman Profile
- Pengerjaan Challenge
In Depth Interview dan Usability Testing
Untuk mengetahui pendapat responden terkait desain produk yang sudah dibuat dilakukan interview dan testing prototype secara langsung dan bersamaan agar kami dapat menanyakan langsung terkait kesulitan dan masalah-masalah yang dialami oleh responden. Berikut adalah link interview dengan responden :
Link Video Interview
Hasil Testing
Dari hasil testing didapatkan beberapa masalah seperti UI yang tidak konsisten dan kurang disukai oleh responden, UX yang membingungkan dan masih banyak yang perlu dilakukan perbaikan
Kesimpulan
Dari hasil yang diperoleh bisa disimpulkan bahwa produk kami masih jauh dari kata sempurna dari segi UI maupun UX sehingga perlu dilakukan redesign dan perbaikan sehingga bisa menjadi produk yang berguna bagi pengguna, kegagalan merupakan proses belajar jadi kedepannya saya akan membuat dan memperbaiki produk ini menjadi lebih baik lagi.
Terima kasih sudah membaca, Semoga dari studi kasus iini kalian bisa belajar dan bisa menjadi lebih baik 😀
Read the full article here